Di episode ini, muncul lagi sekelebat kisah masa kecil Lu, gue ga tahu itu ada hubungannya dengan Kakak Tao Zi, atau tidak (bisa saja berhubungan dengan keluarganya? Mengingat ortunya jarang muncul dan jarang dibahas di drama ini) Cuplikannya juga sangat singkat. Semoga episode berikutnya lebih banyak mengorek masa lalu mereka. Aku cukup penasaran dengan keseluruhan cerita di masa lalu mereka itu.
Dan entah mengapa, baik di episode ini dan episode 3, gue malah menangkap kalo Tao lebih menyukai Lu Tian Xing dari pada Xiao Lu. Sikapnya ke Xiao Lu gue rasa lebih ke keluarga (atau prihatin? kasihan? senasib sepenanggungan? hutang budi atas kebaikan Xiao Lu?) Mari kita lihat ke arah mana penulis skenario akan mengarahkan para tokohnya.
Now, let's check out the recap :)
Recap Episode 4:
Seusai iklan yang diperankan Tante Jing dan anaknya ditayangkan di tv, telepon mulai berdatangan ke Oz. Tidak hanya pada kantor Oz saja tapi juga ke Tao Zi dan Leo. Bisa ditebak, semua telepon-telepon itu adalah permintaan proyek iklan. Mereka semua tampak tercengang mendapat permintaan iklan yang banyak dari perusahaan-perusahaan besar. Tersadar dari kekagetannya, Tao Zi berteriak (membuat Xiao Lu kaget) dan memeluknya, gembira. KITA BERHASILLLLL!!!! teriaknya bersama teman-teman lainnya dan berpelukan juga. Xiao Lu juga ikut tertawa senang. Sambil berpelukan, Tao Zi bertanya dalam hati pada mendiang kakaknya, apa kakaknya melihat? Begitu banyak orang yang memuji Oz.
Paginya, Xiao Lu sudah menunggu di depan combi Oz. Tao datang memberikan minuman padanya, juga 2 kotak stroberi yang satunya akan diberikan kepada Tante Jing. Sebelum masuk ke mobil, Xiao Lu memanggil Tao Zi untuk membicarakan masalah keuangannya. Ia tidak enak selalu diberi makan dan disiapkan sarapan oleh Tao karena menganggapnya tidak punya uang sama sekali.
Tao mempertanyakan sikap Xiao Lu yang ia anggap terlalu sungkan. Menurutnya, berkat Xiao Lu lah, Oz mulai mendapatkan banyak proyek iklan. Karena itu sudah sepantasnya ia menjaga Xiao Lu baik-baik. Ia lalu mengajak Xiao Lu masuk ke mobil dan berangkat. Xiao Lu menyanggupi tanpa berbicara sepatah katapun.
Di mobil, Tao Zi mengatakan ingin mengambil foto Tante Jing beserta keluarganya. Xiao Lu menawarkan diri sebagai fotografernya, tapi Tao Zi ingin Xiao Lu difoto juga bersama agar dikenal kakaknya. Lu menyanggupi. Tao juga menyuapi Xiao Lu stroberi. Dan gantian, Xiao Lu menyuapinya kembali. Keduanya dilakukan secara alami tanpa kecanggungan sedikitpun.
Di rumah, Tian Xing dan Butler Fu menonton iklan itu bersama. Paman Fu menangis. Lu mengambil tong sampah dan menyerahkannya ke paman untuk membuang tisunya. Lu tertawa mengapa paman menangis seperti itu. Paman menjawab gara-gara Lu. "Gimana? Ga jelek kan?" Paman memuji, "Di syuting dengan sangat bagus!" Paman menanyakan kenapa Lu melihat HP terus, apa ada masalah?
Lu, " Pesan ini, gak peduli berapa kalipun kulihat, tidak bisa bosan..." Ia lalu menunjukkan HPnya ke paman. Sudah lihat iklan Oz? Inilah Oz! Tolong kau jaga baik-baik arlojiku! Pesan dari Tao rupanya. Ia menanyakan pendapat paman, "Cewe ini keras hati banget, kan...?"
Paginya, saat mengikat sepatu di taman, Tao dikejutkan suara laki-laki yang bertanya apa yang ia lakukan. Tao menengadahkan kepalanya, membuat jarak mukanya dekat sekali dengan Tian Xing yang membungkuk ke arahnya. Tao kaget dan berdiri, tentu saja gerakan tiba-tiba itu sukses menjedukkan kepalanya ke jidat Tian Xing. Lu lemas dan hampir terjatuh ke belakang, refleks, Tao menariknya ke depan, membuatnya jatuh ke belakang dengan Tian Xing di atasnya. Tian Xing bertanya (tanpa nada marah) kenapa Tao menjeduknya. Tao, yang merasa posisinya ga enak, minta Lu berdiri dulu. Tao malah menanyakan alasan Lu datang (dengan nada sedikit sewot).
Lu menyalahkan sms tantangan Tao semalam. Tao meralat kalau itu bukan tantangan tapi fakta. Dengan nada menyindir, Lu jawab, "karena itu gue atur alarm lebih pagi buat muji elo.." Dan dijawab terimakasih dengan nada tak kalah sengit dari Tao. "sama-sama" jawab Lu.
Tapi sebelum Tao keburu pergi, Lu menarik tangannya dan memuji karya Tao. Ia merasa sudah meremehkan Tao. Tapiiii.... Tante Jing bisa menerima proyek Oz, bisa dibilang keberuntungan. Keluarga Jing bisa sengaja datang, jugaaa... keberuntungan... Tao menarik kesimpulan bahwa Lu mengakuinya, bukan karena kemampuannya, tapi hanya karena BERUNTUNG. Dan langsung dibenarkan Lu.
Tao mengesalkan kedatangan Lu pagi-pagi cuma buat bilang itu, Lu bilang bukan itu saja, ia juga makin penasaran apa karya dari Oz selanjutnya, semoga bisa sangat-sangat bagus. Tao menganggap itu sindiran, dan diiyakan lagi oleh Lu. Intinya, dia ingin Oz terus berusaha, dadagh...
Ia pergi begitu saja dengan gaya sok, melambaikan tangannya yang mengenakan arloji Tao. Tao menyadarinya, "Jamku!" "Ah, iya.. Masih berjalan dengan baik," Jawab Lu sekenanya dan berlalu begitu saja.
Di kantor Tin Ji Corp. (kantor advertisingnya Tian Xing), Lance tampak serius memperhatikan layar laptopnya: Iklan rumah proyek Oz bersama Tante Jing. Ia menanyakan ke stafnya bagaimana bisa Oz yang menjalankan iklan itu. Tidak ada yang bisa menjawab dan ia minta mereka untuk memeriksanya dan melaporkan padanya. Sementara itu di kantor Oz, Tao datang membawa banyak makanan untuk Xiao Lu dari mamanya. Temannya yang iri bertanya kenapa ada buat Lu, tapi ga ada jatah buat dia. Tao lalu bilang, kalau mau,semua boleh ikut makan. Habis itu, bahas soal proyek iklan selanjutnya, yang kata Miao Miao bukannya itu harusnya proyek Tian Ji? Justru itu merupakan satu langkah awal untuk menjatuhkan Lu Tian Xing. Mendengarnya Xiau Lu menjadi kesulitan menelan makanannya.
Sementara itu, 2 staff Lance sudah memberikan laporan untuk Lance. Rupanya kontrak iklan mereka belum ada tanda tangan yang benar-benar resmi (hmm, jujur kurang ngerti maksud dan masalah kantoran beginian, apalagi dalam bahasa Mandarin, bahasanya rada berat. maab) Jadi walau iklan itu dibikin sama Oz juga ga dihitung melanggar kontrak. Yang Lance minta bukan laporan mengenai kenapa iklan mereka bisa dipegang perusahaan lain, tapi bagaimana bisa Oz yang menjadi perusahaan yang menjalankan proyek iklan tersebut. Lance akan menyeledikinya langsung ke Oz. Ow owww.... Xiao Lu, hati-hatiiiii!
Miao Miao heran menerima telepon yang mengabari Lance akan datang ke Oz satu jam lagi mencari Tao Zi dan Leo. Xiao Lu yang mendengar kabar itu berubah air mukanya dan buru-buru kabur tapi kedapatan oleh Miao Miao. Namun dibiarkan saja oleh Miao Miao tanpa ada pikiran macam-macam. Di luar, Lu langsung menelpon Paman Fu. Paman Fu segera datang dan Lu masuk ke mobil. Di mobil, Paman Fu menanyakan apa rencana Lu. Masih dipikirkan. Sementara itu, Lance dan 2 stafnya sudah bersiap berangkat ke OZ. Lance tiba-tiba teringat sesuatu, minta HP, dan menelepon Lu. Lu pura-pura menguap setelah mengangkat telepon dari Lance. Lance rupanya menanyakan iklan rumah kenapa bisa pindah ke Oz. Lu berdalih dia masih libur, kenapa masalah begitu saja harus meneleponnya. Dia akan nelpon Lance lagi nanti, tapi tunggu dia bangun, cuci muka, dan gosok gigi dulu. Ia lalu menutup teleponnya.
Lu curiga, kenapa Lance meneleponnya untuk menanyakan hal itu. Paman Fu mencoba berpikir apa yang akan ia lakukan, bila ia adalah Lance. Dan mereka berdua langsung konek, Lu Tian Xing yang jelasminta cuti dan ga mau diganggu urusan kerjaan, sengaja datang ke kantor cuma karena Tian Ji merebut iklan rumah yang seharusnya milik Oz. Ini merupakan gelagat aneh yang tidak biasanya. Lu punya kendali soal kontrak iklan tersebut. Lalu kali ini, iklan tersebut bisa dipegang Oz. Kemungkinan besar itu ulah Lu. Mungkin karena Lu merasa perlu 'minta maaf' atau 'ganti rugi, sebagai bentuk 'penyesalan' atau 'minta maaf' (mungkin gitu kira-kita kalo dijlaskan secara harfiah) sehingga memberikan sebagian porsi iklan rumah itu untuk Oz! Aha, mereka bisa menangkap jalan pikiran Lance. Dan itulah alasan kenapa Lance menelepon Lu dan ingin ke OZ: untuk mencaritahu soal ini sendiri.
Hebat, (dan sedikit konyol juga melihat gaya mereka) berhasil menebak apa yang akan terjadi selanjutnya secara bergantian. 'Tao dengan polosnya akan bilang soal kedatangan Xiao Lu yang punya peran besar, mengusulkan ide konsep proyek'. ' Lance dengan ketertarikan luar biasa tentu akan tanya siapa Xiao Lu.' Diakhiri dengan keduanya yang meyimpulkan serentak, 'bisa tidak (Xiao Lu) dikenalkan (kepada Lance)...'
Lance dkk tiba di Oz.
Pertemuan kedua pihak perusahaan itu terbilang cukup alot. Lance dengan sindiran perusahaan Oz kecil. Leo menyerang balik dengan 'perusahaan kecil yang berhasil mebuat iklan besar' dan Lance menyerang balik bahwa ia sangat mengakui kemampuan Leo tapi sayang Leo lebih memilih bergabung dengan Oz daripada Tian Ji yang menawari gaji 3x lebih besar. Tentu ada alasannya bukan? Ia lalu menanyakan siapa yang bertanggung jawab atas OZ. Tentu saja Tao Zi langsung menunjukkan taringnya. Dan selanjutnya, bisa dibilang kurang lebih sama dengan prediksi Paman Fu dan Lu. Dan tadaaaa... Muncullah Xiao Lu dari belakang Lance dkk dan langsung menyapa mereka.
wohooowww... Keputusan yang sangat beresikoooo, kawaann.... Xiao Lu dengan tampang super tenang tanpa menunjukkan hal-hal yang menimbulkan kecurigaan. Melihat Xiao Lu, staf wanitanya sontak memanggilnya CEO dan menyapanya. Lu dengan tenangnya menjawab dia bukan CEO mereka, mereka salah melihat. Lance masih menatap tak percaya. Tao bisa mengerti keterkejutan mereka karena tampang mereka yang super mirip. "Tampangnya sangat mirip?" ujar Lance penuh curiga sambil mendekat ke arah Xiao Lu.
Miao Miao menambahi, "memangnya CEO kalian bisa tersenyum seperti itu (dengan senyum super ramah)?" Yang dijawab dengan keki oleh staff cowo Tian Ji, "Hati-hati dengan bicaramu!"
Lance tetap pada keyakinannya, yang dihadapannya saat itu adalah Lu Tian Xing. "Lu Tian Xing... jangan becanda..." Lu: "Aku udah bilang aku bukan Lu Tian Xing" Lance: "Aku uda dari kecil sampai sekarang dengan Tian Xing tumbuh bersama. Kamu bisa membohongi mereka, tapi ga bisa membohongiku." Lu: "Ei... Kamu ini keras kepa sekali. Aku cuma staf ide konsep kecil, mana bisa dibandingkan dengan CEO kalian yang jauh lebih tinggi itu. Berwajah sama dengan dia, juga bikin aku kesulitan, tahu.." Lance dkk kembali meneliti Xiao Lu.
Tiba-tiba ponsel Lance berbunyi. Dari Lu Tian Xing. Ahaaayyyy!!! (gue yakin itu paman Fu. Haha..)
Lance mengangkat teleponnya sambil masih menatap tak percata pada Xiao Lu. Suara ditelepon memang benar suara Lu yang mengatakan setengah jam lagi ia akan ke kantor dan menjawab semua pertanyaan Lance. Yang tentu saja langsung diputus sebelum Lance sempat berbicara lebih jauh pada Lu. (Ha.. Pasti rekaman suara Lu doang telepon barusan...) Untungnya hal itu tidak mencurigakan karena Lu Tian Xing punya kebiasaan suka seenaknya dan maen nutup telepon secara sepihak sebelum orang di sebrangnya sempat ngomong.
Sementara itu dimbil, Paman Fu sambil cengar cengir dengan 2 HP ditangannya, "Hmm.. Seru... Coba lagi..." ia lalu memutar ulang rekaman suara Lu di hpnya. Lol... Ia memuji ide trik majikannya itu. Dan tentu berkat telepon itu, mau gak mau Lance percaya. Ia sempat memuji Xiao Lu sebelum pergi meninggalkan Oz. Dan mempersilakan Leo dan Xiao Lu untuk kapan saja, bisa masuk ke perusahaan mereka. Hahaha.. Kasian Tao. Cuma 2 orang itu yang diakui Lance.Miao bertanya apa Lao akan pergi ke Tian Ji. Leo menjawab tidak akan meninggalkan OZ dan mereka semua.. (Hmm.. Kenapa firasat gue gak enak?) Lu juga bilang ga akan pergi dari Oz.
Di Kantornya, Tian Xing mengakui keterlibatannya pada kasus iklan yang dilimpahkan ke Oz. Lance: "jadi kau juga kenal Xiao Lu?" Lu: "Masalah itu aku serahkan ke Paman Fu. Soal lainnya, gue masa bodoh..." Lance mendengus, lagi cuti buat apa Lu ngurus hal begituan. Lu balik menyalahkan ulah Lance yang merebut proyek iklan yang dimenangkan Oz. Lu khawatir bila Oz buka mulut soal perusahaan Tian Ji yang merebut proyek mereka, itu akan menjadi sangat buruk. Nah, begitu balik ke ruangan, Lance langsung dapet laporan ga enak soal iklan HP (samsung???) yang batalin buat iklan ke mereka dan kayanya pindah ke Oz. Lance ngamuk, 'kayanya'??? bukannya 'harusnya'???! Dia minta stafnya mengecek soal itu.
Setelah Tante Jing, kali ini kasus Paman Zhou. Proyek iklan kali ini akan menggunakan gudang paman yang sudah 50 tahun ini sering terjadi kejadian-kejadian aneh. Kalo kesana, bakal ada yang nepuk pundak dari belakang, tapi begitu menoleh ternyata ga ada siapapun. Tidak itu saja, biasa kan syuting ada pemotretan dulu buat dikasih liad k sutradara, gak tahunya di foto ada penampakan. Penampakan apa? Jari berlumuran darah. Foto itu bahakan dimuat di internet. Miao bergidik ngeri. Tao juga tak berani liad. Lu liad dan nunjukin ke Leo dengan tampang meremehkan. Dua-duanya sepakat itu hasil potosop. Lu dengan usilnya menyarankan si staf cowo buat super hati-hati kalo kesana nanti. Seakan blum cukup, Miao ikut mengompori, "Jangan lupa sembayang dulu..." Lol...
Di kediamannya, Lu tampak berpikir keras sambil menggenggam bola bisbol OZnya, menonton wajah Tao Zi di video yang ia rekam saat syuting iklan Tante Jing. Ia mem-pause-nya dan menatap wajah Tao. Paman Fu tiba dan mengejutkannya. Paman Fu bisa menebak apa yang dipikirkan Lu, bagaimana cara menolong Tao selanjutnya.
Panjang umur, yang diomongin nelpon. Lu menjawab teleponnya dengan galak. Ah, kali ini ia berperan sebagai Tian Xing rupanya. Tao bertanya apa Tian Xing punya wkatu besok. Tao bisa membayar Lu besok.
Lu menyanggupi dan bertanya akan janjian di mana. Tao akan meng-smskan alamatnya. Melihat telepon belum terputus, WEI!! tiba-tiba Tao berteriak. Lu mengomel, telinganya bisa tuli. "Jangan lupa bawa jamnya!" Lu malah menyindir, apa sekaranng Tao bisa membayar semuahutangnya? Cepat jugaa... "Bukan! Yang penting aku bisa melihatnya dulu . SAMPAI JUMPA!" tegas Tao super galak dan mematikan teleponnya begitu saja. Hal itu membuat Lu berpikir sebesar apa arti jam tangan itu pada Tao.
Dan pada saat itulah Paman Fu datang dengan jam tangan yang dimaksud, "Pada saat begini tuan muda tentu ingin melihat jam ini. Tuan bertanya-tanya kenapa jam ini begitu penting untuk Nona Tao?" Lu mengambil jam tangan itu dari tangan Paman Fu. Pada saat itu lah, Lu baru ngeh ada grafiran Logo OZ dibalik jamtangan tersebut. Begitupula Paman Fu. "Oho.. Jangan-jangan arloji ini..." Paman Fu tidak meneruskan kalimatnya terpotong oleh kode tangan dari Lu yang memintanya tidak melanjutkan omongannya. Lu mengingat kembali insiden jam tangannya dengan Tao dulu.
Staff cowo yang sampe sekarang gak gue inget namanya... |
Lu Tian Xing tiba di tempat yang ia dan Tao janjian. Ia muncul dengan mengagetkan Tao yang tidak sadar akan kehadirannya saat itu. Tian Xing menertawakan kekagetan Tao Zi. Tao langsung melemparkan amplop oren berisi uang ke Lu, "Ambil... Cicilan pertama.." Lu: "kenapa baru ketemu langsung jutek? Salah makan obat?" Tao : "Belajar dari lu.." Lu: "Belajar dari gue? Gue gak gitu."
Tao menanyakan mana jam tangannya. Lu menunjukan pergelangan tangannya yang mengenakan jam Tao. Tao meraihnya untuk melihatnya dan Lu mengelak. Lu lalu menarik (memeluk?) badan Tao (yah, dengan efek slow motion khas sinteron), "Sebelum kamu melunasi semua hutangmu, jam ini adalah milikku." Tao mendorong badan Lu dengan kasar dan bilang pasti akan bisa mengambil kembali jam itu. Ohlala.. Tao pergi begitu saja meninggalkan HP nya di taman.
Tao baru sadar setelah pulang ke kantor, ditanyai Miao Miao kenapa gak angkat telepon (yang bisa dijawab dengan polosnya, "gue gak dengar suaranya" zzzzz) Barulah Tao kalangkabut nyari HPnya di tas. dan tentu saja ga ada. Dia tinggalin di taman.
Tao berniat keluar kantor lagi untuk mengambil HP nya kembali. Miao juga mau keluar mengurus keperluan iklan membantu Leo. Dan saat Miao berjalan keluar kita bisa melihat si staf cowo tampak berdiri di samping kantor. Saat Tao keluar, dia segera memanggilnya untuk minta tolong. Tante (pembantu? atau mama angkat?) pacarnya gak datang (hmm??). Tao konek sekarang kenapa seharian ini si staf cowo aneh. Terus? Maunya apa? Si Staf cowo mo nemenin si pacar. Dia gak berani bilang dari tadi karena takut Miao Miao marah dia gak bisa bantuin Leo ngambil peralatan di gudang Paman Zhow. (aaaa.... Gue konek sekarang. Itu cuma alasannya dia aja biar ga usa ke gudang, takut...)
Tao ga masalah, Bilang dia yang bakal pergi. si staf cowo pun berterimakasih dengan gaya lebai.
HP Tao ternyata ada di tangan Lu Tian Xing. Ia tertawa menyeringai melihat hp itu berbunyi, dan merutuki kebodohan Tao yang melupakan HPnya, biarin.. Ia membiarkan hpnya digeletakkan di jok tempat duduk mobilnya begitu saja. Tao sibuk menunggu teleponnya diangkat di telepon umum. Ia menelepon terus menerus dan dibiarkan terus juga oleh Lu Tian Xing. Kali ini giliran HP Xiao Lu yang ditelepon. Oh,rupanya dari saf cowo yang nanya apa Tao ada dengannya karena ditelpon ga diangkat-agkat. Xiao Lu bilang tidak, memangnya kenapa? Staf cowo kira Tao minta tolong Xiao Lu buat nemenin ke gudang ambil peralatan. Xiao Lu bertanya, bukannya itu tugas si staf cowo? Si staff jadi gelagapan, dan langsung mengakhiri teleponnya.
Jadilah Tao sendiri ke tempat yang dimaksud dan mencari Paman Zhou. Si Paman lagi di kolong ternyata dan Tao memanggilnya dengan berteriak. Paman Zhou menggerutu karenanya. Ia juga menanyakan kenapa Tao baru datang sekarang. Jam setengah 6 mereka akan tutup, dan lihat sudah jam berapa sekarang. Tao minta maaf dan akan segera mencari peratan secepatnya dan langsung keluar setelah mendapatkannya. Paman bertanya apa yang mau ia pinjam, Tao ingin meminjam lampu. Paman lalu menunjukkan tempatnya di mana. Ia juga memarahi laki-laki yang bukannya memperbaiki telepon malah asik meliat Tao. Orang itu bilang akan membawanya untuk diperbaiki dan mengantarkannya kembali besok. Ia lalu membawa telepon itu pergi.
Saat tengah mencari, Tao dikejutkan oleh topeng hantu dan tengkorak. Ia jadi ingat cerita seram si staff cowo dan mulai ketakutan. Ia mensugesti dirinya agar jangan berpikiran macam-macam.Cepat temukan barangnya dan cepat pergi dari sana. Tapi anehnya lampu yang dimaksud tidak ada padahal lampu yang lain ada. Ia lalu turun kembali, tapi tidak ada orang. Ia lalu meneriakan nama Paman Zhou. Sayangnya ini paman uda tua rada budek. Tao bilang dia ga ketemu lampu yang dia mau tapi si paman ga bisa dengar walau udah Tao ulang beberapa kali. Lnatas Tao berinisiatif untuk mencarinya sendiri saja. Eit, sialnya sudah saatnya tempat itu ditutup.
Lu Tian Xing tiba di gudang Paman Zhou. (entah kenapa gue ga suka penampilan Aaron sebagai Tian Xing kali ini. Lepek banget kayanya. Uelek.. kekekeke) Ia mendapati nama Tao di daftar tamu dan berjalan masuk ke gudang. Tepat setelah itu, Paman Zhou keluar. Lu memperhatikan sekelilingnya, gudang itu ternyata besar sekali. Harus mulai mencari dari mana? Kali ini, Paman Zhou menutup gudangnya. Tao mendengar suara decitan pintu. Ia bertanya, apa ada orang di sana, namun tentu saja tidak ada jawaban. Kali ini suara benturan logam. 2x. 3x. Punggung Tao bertabrakan dengan sesuatu (erm.. Punggung Lu Tian Xing) dan Tao berteriak jumpalitan. Dan Tao heran kenapa bisa ada Lu Tian Xing di sana. Lu menyerahkan HP Tao. Tao heran darimana Lu tahu Tao ada di gudang. Lu minta dia jangan banyak tanya, segera temukan alat yang dicari dan pulang. Kalo kemalaman bisa terkunci dan dia tidak akan bisa menyelamatkan Tao. "Siapa yang butuh pertolonganmu?" tukas Tao. "Ok. Gak perlu kan? Ya udah, lu sendirian aja main di sini pelan-pelan... Bye.." Lu pergi.
"Eiy! Tunggu bentar..." Tao mengejar Lu.
Sial bagi mereka berdua, pintu gudang sudah di gembok dari luar. Tao kontan berteriak minta dibukakan pintu, dan Lu berteriak minta Tao diam. Haha.. Lu mengusulkan mereka ke ruangan paman Zhou untuk cari cara menghubunginya supaya bisa keluar. Ia mengajak Tao sambil merangkul pundak Tao sok ramah yang tentu saja langsung ditepis Tao habis-habisan. Sesampainya di ruangan, Lu langsung mendapatkan buku daftar kontak yang bisa dihubungi dan melecehkan cara Tao yang teriak-teriak doang, ga memecahkan masalah. Sekarang tinggal telepon, beres.
Hmm.. Gak ada sinyal. Ia minta Tao coba menelepon dengan HP nya. Ternyata sma saja, HP Tao juga ga dapat sinyal. Tao mulai berseru panik. Dan Lu mulai berteiak juga minta Tao tenang. "Masih ada telepon kabel." Haha.. Dia gak tahu sih ya elepon kabelnya uda dibawa petugas tadi pergi, buat diservis. So, tentu saja mereka tidak menemukannya. Cuma ketemu ujung kabel teleponnya aja.
Tao pergi meninggalkan Lu. Lu mengejar dan minta Tao gak berlagak tegar soalnya tiap dia begitu, selalu terjadi kekacauan. "Aku mana ada sok kuat?" "Masih bilang tidak? Jelas-jelas ketakutan bukan main. Tapi takut juga ga apa... Kakak bisa melindungimu..." LMAO!!!!!! Lu Tian Xing merangkulkan tangannya lagi di pundak Tao. Dan ditepis lagi oleh Tao.Sementara itu, di rumah keluarga Tao, Mama Tao sedang bersembahyang. Leo dan Miao Miao juga ada di sana. Menunggu Tao yang belum pulang. Leo bertanya pada Miao Miao, selain mencari HP nya, apa Tao Zi ada mengatakan hal lainnya seperti akan ke mana lagi. Miao berpikir sebentar dan menjawab tidak. Papa Tao minta mereka tidak kawatir, Tao sudah besar, tiak akan hilang. Leo dan Miao pasti sudah lapar, lebih baik makan sambil nunggu Tao pulang. Mama Tao bertekad akan memarahinya begitu Tao pulang. Gak pulang makan, bukannya nelpon, bikin semua orang kawatir.
Di gudang, Tao sibuk menjelajahi segala penjuru untuk mencari sinyal. Tiba-tiba lampu mulai berkedip-kedip dan Tao mulai ketakutan. Mendengar suara cicitan tikus Tao terkejut dan menabrak rak dibelakangnya. Lu buru-buru menghampirinya untuk melindunginya agar tidak kejatuhan barang-barang di rak. Mereka berdua terjatuh, dan kejatuhan butiran sterofoam dan bulu-bulu. Zzzz... Jadi dreamy dreamy gimana gitu efeknya. Pake acara slow motion lagi. (duw, paling males kalo adegan drama dibikin ginian deh...) "Hati-Hati!" seru Tao saat melihat piala yang di rak mulai jatuh dan walau Lu menghalau dengan tangannya, tetap saja punggungnya terkena.
Tao memarahi Lu kenapa datang menolongnya. Kalo Piala itu jatuh mengenai kepalanya gimana? Lu dengan nada serius menjawab, "bukankah aku sudah pernah bilang, Aku bisa melindungimu, " sambil menyingkirkan bulu di rambut Tao dengan lembut. (Aww...)
Sedetik, Tao tampak sempat goyah, namun di detik berikutnya ia langsung menyingkirkan tubuh Lu dari atasnya. Lu mengaduh kesakitan begitu Tao mendorongnya. Tao minta maaf. Lu lalu menolong Tao berdiri.
Waktu sudah menunjukan jam 10.15 malam tapi Tao belum juga pulang. Papa Mama Tao, Leo, dan Miao Miao masih menunggu Tao. Leo menelepon Xiao Lu, HPnya tidak aktif. Miao Miao menelepon Xiao Qian (oh, jadi itu nama si staf cowo?), dan si Qian malah terdengar seperti menangis. Qian sedang di rumah sakit. Tante (pembantu? Mama angkat?) tidak datang. Mama Tao jadi makin kalut pikirannya dan berlari keluar rumah mencari Tao Zi.
Orang Tua Tao mulai bertengkar. Papanya menghentikan langkah mama yang gegabah maen cari sembarangan dengan tergesa-gesa tanpa pikir. Mama marah papa terus menahannya mencari anaknya. Diam saja menunggu di rumah bukan jalan keluar. Kenapa papanya seperti tidak peduli anaknya hilang. Tentu saja papanya juga khawatir. Untung ada Leo yang menengahi. Sebaiknya mereka berpikir kemana kira-kira Tao pergi. Papa setuju, memang begitu, harusnya pikir dulu, baru cari. Miao mengusulkan mereka berpencar mencari Tao, siapa yang menemukan duluan, kabari lewat telepon.
Tao Zi duduk di sofa gudang, menunggu. Lu datang membawakan selimut untuk Tao, "Bukankah sudah kubilang, jangan sok kuat," ujarnya pelan, "Lihat.. Terjadi musibah, kan?" Ia lalu mengambil lagi 2 bulu yang nyangkut di rambut Tao Zi. Ia minta Tao duduk saja dulu, ia akan pergi mencari apa ada makanan yang bisa dimakan. Tao mengangguk. Ternyata cuma ada air mineral gelas untuk mereka minum. Ia lalu menyuruh Tao untuk tidur saja dan maen nyomot selimut Tao. KOntan Tao nanyain dia ngapain. "Satu orang setengah..." jawab Lu. Tao ga mau dan suruh Lu nyari selimut lain. Itu adalah selimut yang Lu temukan jadi dia berhak setengah. Tao keuh keuh minta Lu nyari yang lain, Lu keuh-keuh kalo mo nyari yang lain, Tao sendiri aja yang cari, dia mau tidur. Mereka malah rebutan selimut kaya anak kecil. Tapi begitu ada suara tikus lagiii, Tao langsung naik ke sofa dan bersembunyi dibelakang Tian Xing, suruh Lu ngusir tikusnya, dia bakal bagi selimutnya setengah. Hahahaha...
Lu minta Tao tenang dan mengusir tikus sambil tersenyum jail. kkk... Tao mulai tenang begitu tikusnya pergi dan duduk normal di samping Lu Tian Xing. Lu mengusili Tao lagi bilang masih ada 1 dan Tao teriak lagi merapatkan badannya ke Lu, wakakaka...dan berkahir di pangkuan Lu Tian Xing. Tao teriak minta Lu ngusir tikusnya dan lol, cara Lu ngusir tikus, dia kira tikus itu anjing apa? disuruh prtgi bakal pergi. Lol.. Ngusirnya cuma pake ngomong. zzz..
Ia lalu menyindir Tao lagi, "Untung ada gue yang ngelindungin elu. Kalo engga, elu semalaman ini sendirian tidur ama tikus di gudang ini."Tao mendelik kesal sambil meremas kerah baju Lu. Ia baru tersadar dengan posisinya. Ia buru-buru minggir dan Lu tertawa mendengus tak menyangka nyali Tao kecil. Tao menyanggah, banyak orang juga yang takut tikus, bukan dia aja. Lu menyindir bukankah Tao ga takut bumi dan langit, sampai berani merusak jam tangannya. Kebetulan membahas itu, Lu sekalian menanyakan apa arti jam tangan itu bagi Tao.
"Kamu tahu rasanya, orang terdekatmu meninggalkanmu?" Lu menjawab kalau ia tahu. Tao melanjutkan kalimatnya, awalnya ia merasa tidak percaya, namu perlahan dunia berguncang, dan ia merasa suatu benda/hal hancur pelan-pelan dan tidak bisa kembali lagi. Perasaan itu akan terus mengikutimu, terus menerus. Dan sambil mendengarkan narasi Tao, kita melihat Lu kecil berlari, saat pulang mendapati Paman Fu yang menelepon dan mengisyaratkan pada Lu dengan menggelengkan kepalanya pelan. Lu kecil jatuh berlutut dan menangis, "Tidak, tidak! Bagaimana bisa? Kenapa? Paman.. Kenapa?" Paman Fu hanya bisa memeluk menenangkannya.
Hari semakin larut, Tao tertidur di bahu Lu. Lu terbangun dan mencoba menyingkirkan kepala Tao dari bahunya dan merangkul pundak Tao. Tao malah semakin menyamankan posisinya dengan memeluk badan Lu, membuat Lu tersenyum dan membenarkan selimut Tao. Sementara Leo masih terus mencari Tao ke mana-mana. Pagi tiba dan Leo masih terus mencari Tao. Menelpon ke Tao juga hpya masih nonaktif. Dan Lu, sekali lagi terbangun lebih dulu. Melihat pose tidurnya dan Tao yang masih saling berangkulan, Lu tersenyum usil. Perlahan, tanpa gerakan berlebihan yang mengganggu tidur Tao, Lu meraih HPnya, dan mengambil foto. WHAT?!!!! dengan tangan 'peace' pula. Haha.. Dasar.. Usil..
Tao terbangun dan Lu buru-buru pura-pura tidur. Tao melepaskan diri dari Lu. Ia lalu 'bermain' dengan muka Lu. Membuka tutup dahinya dengan taelapak tangannya (tanpa menyentuh Lu tentunya) dan bergumam bahwa poni Xiao Lu lebih tinggi. Lu menjawab, "benarkah." Bukan cuma Tao, gue aja kaget ga nyangka Lu bakal nimpalin begitu. Lu menyapa, dibalas Tao. Lalu Lu memulai perang dengan membahas besarnya kepala Tao, ditiduri semalaman, pundaknya jadi sakit, tanganya kebas. Tao menyalahkan Lu yang mendekat ke arahnya. Jelas-jelas waktu tidur semalam jaraknya jauh banget sama Lu. Lu ga yakin Tao tahu pasti posisinya waktu tidur ada dimana semalam.
"Wah, ga bisa, terlalu pegel. Gimana kalau elu pijitin bentar?" wahahahahaha...
Tao dengan ogah-ogahan hanya mijit dengan ujung jari, diomeli Lu minta dikencengin, langsung Tao 'peras' pundak Lu sampai ia mengaduh kesakitan.
paginya, di kantor Oz, Leo membangunkan Miao yang tertidur di meja, menanyakan apa ada kabar dari ortu Tao, nihil. Xiao Qian datang dan membawa sarapan pagi untuk semua dengan riangnya. Dia bingung melihat muka bete keduanya. Miao memberitahu Tao hilang semalaman, mana ada nafsu buat sarapan. Ia menjadi teringat soal Tao kegudang kemarin sore dan mengatakannya. Leo langsung buru-buru berangkat dan Miao memarahinya yang tidak bilang lebih cepat.
Di gudang Paman Zhou minta maaf, ia kira Tao sudah keluar. Ia juga tidak lihat Lu Tian Xing datang. Tidak terjadi apa-apa, kan, tanyanya. Tao menjawab tidak terjadi apapun. Lu menyindir, "benarkah, bukannya kemarin ada yang ketakutan bukan main?" Lu pun dihadiahi sikutan keras di perutnya dari Tao. Mereka berdua lalu minta diri.
Lu bertanya kemana Tao pergi, dan minta Tao menemaninya sarapan. Tao tanya kenapa ia harus menemaninya. Lu cukup menghentakan tangan kirinya (yang memakai jam tangan tentu saja), dan Tao ngomelin Lu yang mengancamnya lagi dengan jam tangan. Baru Tao hendak menendang keras mobil Lu, langsung Lu cegah, "Apa kamu mau bayar 200.000 lagi?" lol. Ia pun menyuruh Tao naik ke mobilnya.
Leo tengah dalam perjalanan ke gudang untuk menjemput Tao. Mobil mereka berpaspasan namun beda arah, berselisih jalan. Batre HP Tao ternyata sudah habis. Ia meminjam HP Lu. HP lu juga rupanya ga ada batre lagi. Tao minta Lu nyetir lebih cepat agar bisa mengabari ortunya di resto tempat makan.
Kasihan Mama Tao tidak tidur, masih menunggu kabar dari Tao sambil terus menggenggam hpnya. Papa Tao sudah ketiduran di kursi. Akhirnta telepon masuk, dari Tao. Mama langsung mengomelinya dan membangunkan papa dengan kakinya. Tao lalu menjelaskan kejadian semalam. Mereka bertanya di maana Tao sekarang, papanya akan menjemputnya. Tao bilang ga perlu, dia masih belum bisa pergi. Mamanya tanya kenapa, Tao melihat Lu yang sedang makan dengan lahap. Tao mengatakan, ia masih ada urusan yang belum ia selesaikan, bila sudah beres ia akan segera pulang. Mamanya meminta ia mengabari Leo dan Miao yang mencarinya semalaman dan tidak tidur. Tao menyanggupi.
Tao heran dengan banyaknya makanan yang Lu pesan, Lu beralasan karena ia sangat lapar. Tao menyuruhnya makan sendiri pelan-pelan, dia hanya akan minum kopi lalu pulang. Lu menahannya, sebelum sarapannya habis, Tao tidak boleh pulang. Kali ini ditambah dengan ancaman jam tangan, LAGI. Tao buru-buru makan, dan ternyata makanannya enak. Lu tersenyum. Tao tertawa baru sadar ternyata dia begitu lapar. Ia makan dengan lahap. Saat pulang, Lu menawarkan mengantar Tao, tapi Tao bilang ia bisa pulang sendiri dengan bus kota. Tak lupa Tao berterimakasih pada Lu yang mengantarkan HPnya. Lu memanggil Tao lagi, mengomelinya, dan menunduk, mengikatkan tali sepatu Tao yang terlepas. (Aaaawww... )
------------------------------------------------------
Episode 4 berakhir di sini. Hmm.. Sayang endingnya tidak membuat penasaran apa yang akan terjadi di episode selanjutnya. Maka, gue bakal sedikit memberikan simpulan dari cuplikan episode minggu depan:
Tao Zi mengunjungi Xiao Lu yang sakit.
Xiao Lu bertanya kenapa Tao Zi begitu mengkhawatirkannya.
Tao Zi mendekatkan dahinya ke dahi Xiao Lu untuk mengukur panas.
Tao Zi menjawab (entah di dalam hati atau langsung) Karena baginya Xiao Lu sangat penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar